Kebohongan (juga disebut kepalsuan) adalah jenis penipuan dalam bentuk pernyataan yang tidak benar, seringkali dengan niat lebih lanjut untuk menjaga rahasia atau reputasi, perasaan melindungi seseorang atau untuk menghindari hukuman atau tolakan untuk satu tindakan.
Diantara bentuk kebohongan yang sering terjadi di dalam masyarakat kita salah satunya adalah ABS (Asal Bapak Senang). ABS adalah kata-kata dan sikap manis yang dilakukan hanya sekadar untuk menyenangkan atasan, meskipun jauh dari kebenarannya. Kata-kata dan sikap itu hanyalah formalitas belaka.
Di indonesia, ABS merupakan masalah sosial budaya yang terbentuk sejak puluhan tahun lalu bahkan sejak jaman kerajaan. Rakyat kecil dalam banyak hal lebih banyak menunduk daripada menatap tegak lurus ke depan, terutama pada pejabat, sehingga berjalan tidak terarah karena tidak melihat jalan di depan. Demikian sebaliknya, mereka yang sedang menjabat lebih sering melihat ke atas sehingga tidak tahu bahwa kakinya menginjak kepala orang lain.
Istilah ABS atau asal bapak senang selalu mengalami transformasi. Pada jaman Soekarno, asal bapak senang adalah nama sebuah band yang suka menghibur di istana presiden. Pada jaman Soeharto, asal bapak senang merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang memberikan laporan hanya untuk menyenangkan hati pimpinan walaupun tak sesuai dengan kenyataannya. Pada jaman Habibie, ABS adalah singkatan dari Asli Bugis Sulawesi. Pada jaman Megawati, ABS adalah singkatan dari Anaknya Bapak Soekarno. Terakhir jaman SBY yang sebelum pemilihan legislatif melontarkan isu adanya kampanye ABS sebagai Asal Bukan Susilo. ABS juga bermakna sebagai kepalsuan secara umum yang dilakukan untuk menyenangkan dan memeroleh simpati atau penilaian baik dari atasan. Tentu, ABS erat kaitannya dengan perilaku: menjilat atau mencari muka.