Kamis, 29 September 2016

ISLAM DAN POLITIK (Islam mengatur politik dan politik bagian dari Islam)

Politik adalah salah satu aktivitas manusia terpenting sepanjang sejarah. Dengannya manusia saling mengelola potensi yang tersebar diantara mereka, saling bersinergi dalam tujuan yang sama, saling memahami dalam perbedaan yang ada. juga saling menjaga aturan yang disepakati bersama. Ada yang dipimpin dan ada yang memimpin, ada yang memikirkan sederet konsep mutakhir, ada juga yang merealisir. Ada yang memerintah dan ada juga yang diperintah. Semua ini adalah aktivitas umat manusia. Semakin skala aktivitas tersebut membesar, semakin tinggi bendera politik itu berkibar.
Namun, saat kata politik disandingkan dengan “ISLAM”, saat benderanya berkibar di langit-langit, saat suara para pembaru muslim yang meneriakkan “sistem politik Islam” melengking memasuki pendengaran generasi muda muslim dan mewarnai pola pikir mereka, ada banyak pihak yang berupaya menghalangi usaha itu.

Faktanya memang sudah sejak lama upaya memisahkan Islam dengan politik dilakukan secara sistematis dan gencar. Berbagai argumentasi disampaikan. Agama itu suci, sementara politik itu kotor. Kalau politik dikaitkan dengan agama, itu akan mengotori agama. Demikian kata mereka. Ada juga yang mengatakan, Islam bukanlah agama politik, tetapi agama ibadah dan akhlak. Di era 70-an ada jargon yang sangat terkenal yaitu "Islam Yes, Politik No".


Sebelum mengetahui bagaimana Islam memandang persoalan politik, ada baiknya kita meninjau beberapa pengakuan dari beberapa tokoh politik dunia terhadap hal tersebut. John L. Esposito dalam Islam and Politics, dengan jujur mengakui realitas sejarah umat Islam di masa awal hingga keruntuhannya senantiasa berpaku kepada aqidah Islam, Esposito menyatakan bahwa Agama (Islam) memberikan pandangan dunia, gagasan untuk kehidupan pribadi dan bersama, baik pada masa Khulafaurrasyidin, Umayyah dan Abbasiah, menurutnya dasar ideologi masyarakat maupun Negara saat itu adalah Islam. Lebih lanjut dia merincikan bahwa legitimasi dan otoritas penguasa, lembaga-lembaga peradilan, pendidikan dan sosial berakar pada Islam. (Esposito, 1990).

Minggu, 25 September 2016

Kupas Tuntas Kampanye (Strategi Pencitraan sampai Kampanye Hitam)

Apa itu Kampanye?
Merujuk Wikipedia, Kampanye adalah sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.

Adapun Kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.

Kampanye umumnya dilakukan dengan slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau suara, dan simbol-simbol. Pada sistem politik totaliter, otoriter kampanye sering dan biasa dilakukan ke dalam bentuk tindakan teror, intimidasi, propaganda atau dakwah. Kampanye dapat juga dilakukan melalui Internet untuk rekayasa pencitraan kemudian berkembang menjadi upaya persamaan pengenalan sebuah gagasan atau isu kepada suatu kelompok tertentu yang diharapkan mendapatkan timbal balik dan tanggapan.

Strategi Pencitraan
Politik pencitraan adalah politik yang dibuat untuk menggambarkan seseorang, pejabat, partai, ormas, dll adalah baik atau buruk. Politik pencitraan positif digunakan untuk mengangkat elektibilitas diri dan golongannya sedangkan pencitraan negatif untuk menjatuhkan musuh/lawannya.
Disetiap perhelatan pemilu, kita melihat di internet atau di sudut-sudut jalan, banyak terpampang baliho-baliho foto caleg dari berbagai partai politik. Berbagai macam tagline, gaya dan baju terpapang di masing-masing baliho caleg itu. Sama halnya dengan kandidat dalam pilkada, mereka juga memasang baliho dan stiker foto-foto mereka.

Jumat, 23 September 2016

Tim Sukses Pemilukada

Kandidat dalam Pemilukada sebagaimana PEMILU pada umumnya membutuhkan tiga sumber daya utama:
1. Sumber Daya Manusia.
2. Dana.
3. Waktu.

SUMBER DAYA MANUSIA
Kandidat tidk mungkin memangkan PILKADA hanya berdua pasangan. Dibutuhkan banyak dukungan orang lain untuk mencapai kemenangan. SDM merupakan unsur strategis. Dibutuhkan orang dengan jumlah dan kualitas tertentu.
Pastikan memilih Tim Sukses yang tepat:
* Pastikan jumlah SDM yang dibutuhkan di setiap jenjang dan lini hingga ke titik TPS.
* Pastikan kualifikasi SDM yang dibutuhkan pada setiap jenjang.
* Pastikan SDM tersebut benar-benar berniat membantu.
* Pastikan SDM berasal dari asal usul yang jelas, jangan sampai orang2 dari “Lawan” yang masuk ke dalam tim.
* Selain tenaga sukarela, bagi yang benar2 bekerja full time perlu diberi kompensasi. “Pekerja politik” yang full time harus dibedakan dengan tenaga sukarela. Pekerja politik harus dihargai sama dengan pekerja bidang lainnya, tentu sebatas kemampuan kandidat, yang disepakati bersama.

SUMBER DAYA DANA
Dana adalah unsur vital kedua yang harus jelas asal usulnya dan jelas jumlahnya. Seluruh komponen operasional pemenangan Pilkada bergantung kepada jumlah dana yang tersedia. Semua strategi disusun berdasarkan kapasitas dana.