Apa itu Kampanye?
Merujuk Wikipedia, Kampanye adalah sebuah
tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha
kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir
untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu
kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan,
pembelokan pecapaian.
Adapun Kampanye politik adalah sebuah upaya yang
terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para
pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. Dalam
sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye
elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda
diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha
terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.
Kampanye umumnya dilakukan dengan slogan,
pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau
suara, dan simbol-simbol. Pada sistem politik totaliter, otoriter kampanye
sering dan biasa dilakukan ke dalam bentuk tindakan teror, intimidasi,
propaganda atau dakwah. Kampanye dapat juga dilakukan melalui Internet untuk
rekayasa pencitraan kemudian berkembang menjadi upaya persamaan pengenalan
sebuah gagasan atau isu kepada suatu kelompok tertentu yang diharapkan
mendapatkan timbal balik dan tanggapan.
Strategi Pencitraan
Politik pencitraan adalah politik yang dibuat untuk
menggambarkan seseorang, pejabat, partai, ormas, dll adalah baik atau buruk.
Politik pencitraan positif digunakan untuk mengangkat elektibilitas diri dan
golongannya sedangkan pencitraan negatif untuk menjatuhkan musuh/lawannya.
Disetiap perhelatan pemilu, kita melihat di internet atau di
sudut-sudut jalan, banyak terpampang baliho-baliho foto caleg dari berbagai
partai politik. Berbagai macam tagline, gaya dan baju terpapang di
masing-masing baliho caleg itu. Sama halnya dengan kandidat dalam pilkada,
mereka juga memasang baliho dan stiker foto-foto mereka.
Namun persoalanya apakah tulisan, gaya dan baju yang mereka
kenakan dalam foto yang dipampang di baliho sudah melalui proses kajian
mendalam? Hal ini sangat mengelitik, karena kebanyakan baliho-baliho yang
terpampang di jalan-jalan nampak sembarangan dan bukan hasil dari sebuah konsep
yang dipikirkan terlebih dahulu.
Dalam bahasa konsultan politik, seorang kandidat haruslah
memiliki strategi pencitraan terlebih dahulu. Dengan strategi pencitraan ini
seorang kandidat jadinya memiliki arah yang jelas dan juga tujuan yang jelas
bagaimana membuat baliho dan berbagai alat peraga kampanye lainya. Caleg atau
kandidat menjadi mengerti apa yang harus dituliskan dalam taglinenya, bisa
menentukan gaya dan baju apa yang harus dipakai dalam alat-alat peraga
kampanye, serta kepada siapa alat peraga kampanye ini ditujukan.
Pertanyaanya selanjutnya, bagaimana cara kandidat membangun strategi
pencitraan, mulai dari mana dan butuh apa saja untuk membangun strategi ini.
Untuk membangun strategi pencitraan, kandidat membutuhkan 2
hal yaitu;
1.Isi pesan dan
2. Alat/metode.
Jadi untuk membangun strategi pencitraan, kandidat harus
terlebih dahulu memikirkan apa 'isi pesan' yang ingin disampaikan kepada
pemilih. Isi pesan yang dimaksud disini adalah 'citra' apa yang ingin
dicitrakan kepada dirinya. Misalnya, kandidat ingin dicitrakan sebagai tokoh
yang 'merakyat', 'dermawan', 'religius', 'tegas dan disiplin', 'pintar dan
intelektual', 'profesional' dan lain sebagainya.
Untuk bisa menentukan 'isi
pesan' yang tepat tentunya diperlukan kajian dan pemikiran yang matang.
Kandidat perlu melakukan pemetaan politik untuk menggali 'citra' pemimpin yang
bagaimana yang banyak diinginkan atau dibutuhkan oleh pemilih, segmen pemilih
mana yang akan menjadi prioritas kandidat untuk didekati dan tentunya
mempertimbangkan sepak terjang kandidat selama ini.
Dari konsep 'isi pesan' ini kemudian kandidat bisa
menurunkan pada simbol atau asesoris untuk menguatkan 'isi pesan' tersebut. Ada
beberapa teknik agar simbol atau aksesoris tersebut memiliki kekuatan (kiat ini
bisa dilanjutkan dengan reperensi lain).
Bila kandidat belum memiliki konsep 'isi pesan' pencitraan
ini sebaiknya kandidat jangn memproduksi baliho, stiker dan lain sebagainya.
Nah, baru setelah kandidat memiliki konsep yang jelas tentang
'isi pesan' pencitraan dirinya, kandidat melangkah pada langkah memilih metode
atau alat untuk menyebarkan 'isi pesan' pencitraan ini ke pemilih. Sesungguhnya
banyak alat dan metode yang bisa digunakan oleh kandidat untuk menyebarkan 'isi
pesan' pencitraan ini. Secara garis besar, metode ini dapat dikelompokan dalam
2 katagori, yaitu metode konvensional dan non-konvensional.
Model Kampanye Efektif
Ada satu prinsip yang terlebih dahulu harus dijelaskan
disini, yaitu bahwa sesungguhnya tidak ada satu metode kampanye yang secara
generik mampu menggerakan pemilih secara efektif di segala situasi dan kondisi.
Sering kita membaca atau mendengar dari politisi atau pengamat bahwa metode
kampanye yang efektif adalah melakukan “X”. Mungkin benar metode “X” sangat
efektif saat itu, tetapi metode ini belum tentu efektif bila yang melakukan
orang lain, di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Contohnya begini, di
satu daerah kandidat A melakukan kampanye dengan cara gerak jalan massal.
Metode ini berhasil diikuti oleh masyarakat setempat dan efektif mengerakan
pemilih. Namun, metode gerak jalan massal ini belum tentu efektif bila
dilakukan oleh kandidat B yang berada di tempat dan waktu yang berbeda yang
situasi dan kondisinya sangat berbeda. Demikian juga metode-metode kampanye
yang lain.
Intinya, metode kampanye yang efektif adalah metode yang
memang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat atau pemilih. Metode
kampanye efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Metode kampanye
efektif juga harus memperhatikan social budaya masyarakat setempat.
Metode
kampanye efektif juga menimbang segmen social yang dihadapi. Metode kampanye
efektif di daerah perkotaan tentu berbeda dengan metode kampanye di daerah
pedesaan.
Disini kita membedakan dua metode kampanye yaitu:
1. metode kampanye konvensional dan
2. metode kampanye non-konvensional.
Metode kampanye konvensional
Metode konvensional adalah metode-metode kampanye yang sudah
lazim digunakan oleh kandidat dalam sebuah pemilu. Metode konvensional ini
sudah sangat dikenal di masyarakat. Bahkan metode ini sudah identik dengan
pemilu. Misalnya, metode pemasangan poster atau baliho. Begitu ada baliho besar
bergambar foto seseorang, dapat dipastikan masyarakat akan langsung tahu orang
dalam foto tersebut akan mencalonkan dalam pemilu. Itulah kelebihan metode
kampanye konvensional. Pesan langsung bisa ditangkap oleh masyarakat.
Popularitas kandidat bisa langsung terdongkrak dalam waktu singkat. Agar metode
konvensional ini efektif dibutuhkan jumlah dan ukuran yang besar. Ribuan poster
dipasang disetiap sudut jalan. Baliho besar dipasang di jalan-jalan protocol.
Metode konvensional ini biasanya membutuhkan biaya yang besar pula. Namun,
metode konvensional ini hanya mampu masuk pada dataran kognisi pemilih. Metode
ini hanya efektif meningkatkan popularitas namun belum tentu efektif dalam
meningkatkan elektabilitas.
Metode kampanye non-konvensional
Metode non-konvensional adalah metode kampanye yang unik
atau belum pernah dilakukan oleh seorang kandidat di daerah tersebut. Artinya
metode ini mungkin sudah biasa dilakukan di suatu daerah, tapi tidak lazim
untuk di daerah lain. Metode ini bisa dikatakan metode yang tidak lazim
dilakukan oleh seoarang kandidat di suatu daerah pemilihan. Misalnya, seorang
kandidat melakukan kampanye dengan cara menggunakan kostum superman. Di setiap
penampilannya di depan publik seperti terminal, pasar dan stasiun kereta api dia
selalu mengenakan kostum superman. Ini cara kampanye 'gila'? Ya, memang metode
non-konvensional adalah metode 'gila' untuk mencuri perhatian masyarakat.
Metode ini tidak memerlukan biaya tinggi. Kekuatan metode ini adalah pada
tingkat kebaruan. Semakin baru dan belum pernah dilakukan oleh kandidat lain
semakin kuat metode ini memancing perhatian masyarakat atau pemilih. Butuh
kreativitas tinggi untuk bisa menciptakan metode non-konvensional. Salah satu
hal lain yang dibutuhkan lagi adalah keberanian keluar dari kebiasaan. Namun
jangan asal 'gila' karena bisa-bisa dianggap gila benaran.
Sering didapati para kandidat Pilkada dan Pileg yang kurang
bisa menentukan model kampanye apa yang 'paling tepat untuk dirinya'. Jadi
bukan model kampanye yang tepat untuk orang lain. Ini perlu digaris bawahi
sebab tidak setiap model kampanye yang efektif untuk kandidat A juga akan
efektif untuk kandidat B. Mengapa? karena setiap kandidat memiliki 'penyakit
politik' sendiri-sendiri. Dan setiap 'penyakit politik' tersebut membutuhkan
obat, yaitu cara kampanye. Layaknya penyakit biologis, 'penyakit politik' juga
membutukan obat cara kampanye yang tepat. Tidak semua cara kampanye cocok untuk
setiap 'penyakit politik' yang diindap oleh masing-masing kandidat. Jadi setiap
penyakit membutuhkan obat tersendiri. Jangan sampai salah obat, orang sakit
kulit tapi dikasih obat cacing.
Demikian juga cara kampanye. Jangan sampai kandidat salah
dalam memilih cara kampanyenya. Bila salah memilih model kampanye, alih-alih
meraih banyak dukungan, malah terjadi peborosan biaya dan tenaga yang
sia-sia.
Sekarang, apa sih yang dimaksud dengan
'penyakit politik' kandidat? Secara umum ada dua penyakit politik kandidat
dalam pemilu, yaitu;
1. Tingkat Elektabilitas (tingkat dukungan/keterpilihan)
2. Tingkat Popularitas. (tingkat
pengenalan/keterkenalan)
Kandidat yang memiliki persoalan dengan tingkat
elektabilitas ya jangan diobati dengan obat (cara kampanye) untuk meningkatkan
popularitas. Dan sebaliknya, kandidat yang memiliki masalah dengan tingkat
popularitas jangan disuruh minum obat untuk meningkatkan elektabilitas.
Nah berdasarkan landasan berpikir ini, macam kampanye bisa
dibedakan berdasarkan tujuannya. Yaitu;
1. Model Kampanye Peningkatan Elektabilitas, dan
2. Model Kampanye Peningkatan Popularitas.
Terus, model-model kampanye peningkatan elektabilitas itu
yang seperti apa dan yang model-model kampanye peningkatan popularitas seperti
apa?
Berikut ini model-model kampanye yang bisa dikatagorikan
sebagai model kampanye peningkatan elektabilitas:
1. Kunjungan langsung terprogram
2. Kunjungan langsung insidental
3. Ceramah/Pengajian
4. Aksi sosial terprogram
5. Aksi sosial insidental
6. Peresmian
7. Kontrak politik
8. Turnamen
9. Pawai
10. Hiburan/Kesenian, dll
Kampanye Hitam (Black Campaign)
Kampanye hitam (Black campaign), adalah penggunaan metode
rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang tersebar mengenai sasaran kepada
para kandidat atau calon kepada masyarakat agar menimbulkan presepsi yang
dianggap tidak etis terutama dalam hal kebijakan publik. komunikasi ini
diusahakan agar menimbulkan fenomena sikap resistensi dari para pemilih,
kampanye hitam umumnya dapat dilakukan oleh kandidat atau calon bahkan pihak
lain secara efisien karena kekurangan sumber daya yang kuat untuk menyerang
salah satu kandidat atau calon lain dengan bermain pada permainan emosi para
pemilih agar pada akhirnya dapat meninggalkan kandidat atau calon pilihannya
Kampanye negatif atau black campaign selalu
digunakan oleh lawan politik untuk menjatuhkan kredibiltas kandindat. Hal ini
jangan terlalu dipermasalahkan. Anggap saja dalam persaingan itu adalah hal
yang biasa. Yang terpenting justru bagaimana mengantisipasi dan mengatasi black
campaign itu agar tidak merugikan kandidat.
Dalam perang, black campaign digunakan untuk menjatuhkan
semangat prajurit, mereduksi kepercayaan, mengurangi dukungan rakyat, serta
membiaskan fokus para pemikir strategi perang (psiko-war). Tujuan yang sama
juga berlaku dalam Pilkada.
Dalam Pilkada black campaign dilakukan secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Yang terang-terangan dilakukan secara
terbuka dan dilakukan oleh orang yang jelas. Sedangkan yang tertutup dilakukan
secara sembunyi-sembunyi, dari mulut-ke mulut, tak jelas siapa penanggung
jawabnya bahkan pelakuknya.
Seringkali yang terang-terangan lebih mudah dipatahkan
daripada yang sembunyi-sembunyi. Seorang tokoh masyarakat yang semula loyal
serta berkomitment untuk mengerahkan warganya memilh kandidat, tiba-tiba
beralih kepada kandidat lain, hanya karena malamnya ia didatangi oleh seorang
tokoh masyarakat lainnya dan menjelaskan skandal keuangan yang menimpa
kandidat yang kita dukung. Lengkap dengan kronologisnya, saksinya, serta
dalil-dalil agamanya.
Black campign seperti ini jauh lebih mengerikan dibandingkan
dengan black campaign yang dilakukan terbuka. Karena tak tampak dan langsung
kepada sasaran. Kalau ada issue dikoran, kita lebih mudah memantaunya.
Apa yang mesti dilakukan untuk mengantisipasi black campaign
tertutup seperti itu?
1. Jadilah pendengar yang baik. Anda harus membangun
struktur komunikasi yang baik kepada saluran-saluran pemasaran Anda. Dengan
saluran yang baik itu, semua pendapat negatif dan issue miring yang menimpa
Anda dapat tercium terlebih dahulu.
2. Inventarisir issue-issue miring yang menimpa
kandidat, lalu buatlah kronologis terhadap issu-isuee tersebut. Tentu saja
dengan perspektif yang positif, semacam klarifikasi. Jika terdapat issue
negatif yang mulai menyebar di masyarakat, segera gandakan klarifikasi tersebut
dan banjiri target dengan klarifikasi yang telah dipersiapkan. Baik melalui
pengiriman tulisan maupun utusan.
3. Kendalikan media massa. Jangan sampai media massa mengangkat
issue-issue bombastis seperti itu. Koran tentu akan sangat senang memuat berita
tersebut, karena korannya akan laku. Namun perlu diingatkan kepada mereka bahwa
memuat berita yang belum tentu kebenarannya akan menjadi boomerang bagi media
tersebut. lakukan bujukan secara halus untuk menyampaikan hal tersebut.
Kalaupun mereka tetap akan memuat berita, sampaikan kewajiban untuk memuat dua
sisi berita yang seimbang (cover side both), klarifikasi dengan memuat cerita
versi sebenarnya juga perlu dilakukan jika berita tersebut terlanjur dimuat
media.
4. Hubungi tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh, dan
jelaskanlah kejadian sesungguhnya secara langsung, tanpa perantara, oleh
kandidat yang bersangkutan.
5. Bentuklah tim yang terdiri dari orang-orang yang dapat
dipercaya untuk memantau dan mengkalrifikasi black campign yang dilakukan lawan
politik.
Formulasi yang paling jitu menghadapi black campaig
sebenarnya adalah dengan cara mengantisipasinya. Jangan biarkan dia berkembang.
Demikian, semoga bermanfa’at… Salam Tanoh Alas Metuah...
Rujukan :
1. http://www.lkpi.org/
2. https://id.wikipedia.org/wiki/
3. Dan sumber-sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar