Sabtu, 23 September 2017

Perputaran Roda Zaman Para ‘Alim ‘Ulama Dari Masa Salaf Hingga Khalaf

Ketika di zaman Rasul Sallahu’alihiwasallam, negeri dan ummat dipimpin oleh beliau langsung dengan petunjuk wahyu. Kemudian setelah kepergian Beliau, khilafah dan kepemimpinan itu di pegang oleh para Khulafa’ Rasyidun Radhiyallahu’anhum yang terpetunjuk langsung oleh Rasul. Para Khulafa’ Rasyidun itu adalah imam dalam ibadah dan fuqaha’ dalam hukum ahkam perkara ummat.
Dimasa Khulafa’ Rasyidun, para ulama shahabat yang lain sibuk berbimbang dengan akhirat, hanya sesekali diajak oleh para Khulafa’ Rasyidun untuk musyawarah permasalahan ummat.

Kemudian setelah zaman Khulafa’ Rasyidun, khilafah dan kepemimpinan ummat itu direbut oleh orang-orang jahil yang bukan imam dan juga bukan para faqih. Para penguasa yang juhala’ itu membutuhkan para ulama untuk menyelesaikan hukum ahkam perkara ummat. Pada ketika itu para ulama masih terdiri dari para tabi’in yang senantiasa istiqamah dalam haq, ilmu dan amal. Mereka lebih memilih menyembunyikan diri, sehingga para penguasa jahil itu sangat kesulitan menemukan para fuqaha’. Ketika penguasa jahil itu bertemu salah satu dari para fuqaha’ tabi’in itu, penguasa jahil itu memohon dengan penuh harap dan mengiba agar si faqih itu bersedia menjadi qadhi yang memutuskan permasalahan ummat.
Pada masa ini, ummat khalayak ramai melihat betapa kemulyaan yang diperoleh para ulama dihadapan para penguasa. Sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadi ulama juga demi memperoleh penghormatan dan kemulyakan dari penguasa jahil dimasa itu.
Dari sinilah bermula kemudian mereka yang menjadi ulama itu dengan bangga menunjukkan kemampuan ilmu dihadapan para penguasa jahil agar diangkat menjadi qadhi dan sebagainya. Sehingga jadilah para fuqaha’ itu sebagai pencari setelah sebelumnya dicari, menjadi terhina setelah sebelumnya mulya.
 
Demikianlah itu berlanjut, hingga datanglah zaman khalaf yang paling terkemudian yang mana hubungan antara tiga kelompok itu (khilafah/kepemimpinan, para penguasa/pemimpin, dan para ‘Alim ‘Ulama/fuqaha’) semakin rusak dan menjadi-jadi tak menentu.
Para khalifah terdiri dari sejahil-jahil juhala yang menggenggam kekuasaan dengan harta dan kerakusan setelah sebelumnya digenggam oleh para fuqaha’ dengan ilmu dan ketaqwaan.
Para ‘Alim ‘Ulama terdiri dari serakus-rakus manusia yang menuntut ilmu demi memperoleh jabatan dari penguasa yang jahil setelah sebelumnya menuntut ilmu demi memperoleh ridha Allah mencapai ma’rifat bersibuk diri dengan cinta sang Khaliq.
 
Semoga masa itu kembali terulang dan semakin dekat. Masa dimana khilafah/kepemimpinan itu kembali digenggam oleh para ‘Alim ‘Ulama yang istiqamah dalam ilmu dan amal. Menjadi khalifah dan berkuasa semata-mata untuk membimbing ummat menuju kelapangan dunia dan akhirat. Sehingga para ‘Ulama yang lain dapat tenang dengan ibadah akhirat, karena ummat dipimpin oleh orang-orang yang ‘Alim, ‘Arif, lagi Bijak. Sebagaimana masa itu pernah terjadi selama berpuluh tahun dibawah naungan para Ulama Shahabat dan Fuqaha’ Tabi’iin.
 
Amiin, Allahumma Amiin Yaa Rabb
(Ikhtisar dari Ihya’ ‘Ulumiddin Imam Al-Ghazali-Kitab Ilmu)

Teungkudaghee A'idun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar